Sisipan Hati

Sabtu, 20 November 2010

Petuah sang Ibu tentang Pernikahan


Bu el dan anak kesayangannya..:)

Menurut Ibu...

1.     Untuk Laki-laki:
Lebih baik selesai kuliah dulu (S1)
Udah gitu punya penghasilan sendiri (kerja, wirausaha, dll, yang halal tentunya...)
Usia  jangan kurang dari 25 tahun
Mengapa?
Rasul menikah usia 25 tahun (kalau mau sama...).
Usia 25 untuk laki2, usia yang kedewasaannya mapan, karena dia berkewajiban untuk membimbing isteri dan anak-anak nya.
Menikah adalah bukan sekedar menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan.
Lebih dari itu adalah bagaimana  pertanggung jawaban suami kepada Allah SWT, Kuu Anfusikum Wa Ahlikum Naaroo... (Ya Allah, andaikan semua laki2 tahu ini, mungkin neraka tidak penuh dengan perempuan..., aduh Ibu terharu nih...).
Membimbing isteri dan anak2 bukan pekerjaan mudah.
Banyak laki2 (mungkin) yang hanya merasa cukup dengan sekedar memenuhi kebutuhan duniawinya saja, tanpa memikirkan bagaimana keadaan keluarganya kelak di akhirat.
Masalah finansial?
Sangat penting..., buat laki2 jangan sepelekan hal ini.
Jangan mendholimi isteri dan anak2, jangan menjadikan isteri durhaka kepada suami gara2 hal ini, (kalau dibahas akan sangat panjang...).

2.    Untuk Perempuan:
Sama, lebih baik selesai kuliah dulu (S1)
Berupaya juga untuk punya penghasilan sendiri, tanpa mencederai keharmonisan rumah tangganya, (ini juga pembahasannya akan sangat panjang...)
Usia?
Selesai S1, 22 cukup
Usia 24-25 sebetulnya lebih fix lagi bagi perempuan. Usia segitu biasanya udah ahli dalam me’menej’ rumah tangga. Tapi banyak juga perempuan yang sudah mengerti urusan rumah tangga dari mulai SLTA, tergantung  keterlibatannya waktu tinggal bersama sama dengan keluarganya.
Tanggung jawab isteri juga sama, bersama suami mengemban amanat Allah, (pengalaman Ibu dulu..., Ibu takut luar biasa..., Ibu sering menangis saat menyusui bayi Ibu..., Ibu merasa takjub luar biasa akan kekuasaan Allah kala itu..., kok tiba2 saja ada mahluk baru yang tadinya tidak ada menjadi ada dalam gendongan Ibu..., Ibu merasa saat itu Allah memberikan mahluk baru itu sambil berujar : “ Nih, rawatlah mahluk ciptaan-Ku, apakah kamu bisa mempertanggung jawabkanya kelak kepada-Ku?”).

3.    Untuk Laki-laki dan Perempuan:
Ada selisih usia minimal 2 tahun.
Disini akan tampak, suami akan lebih bisa mengayomi isteri, sebaliknya isteri lebih bisa menghormati suami. Kalau seusia, kadang satu sama lainnya merasa selevel...  sederajat... tidak ada sungkannya, ( kurang adab kalau kata orang Sunda mah..., mungkiiiiiiinn...).
Jangan kejauhan juga, agak berat buat suami membimbingnya kalau terlalu bocah.
Kasihan juga jika sama2 diberi umur panjang, suami udah tampak seperti kakek2, sementara isterinya masih ‘kinclong’, suami korban perasaan..., isteri petantang petenteng... (maaf...).

4.   Penutup... :
Tulisan diatas  semata-mata pendapat Ibu aja...
Pengalaman Ibu selama mengarungi kehidupan...
Manusia punya kelebihan dan kekurangan..., punya pilihan/ alasan sendiri2...
Sebetulnya Ibu bersyukur dan bahagia sekali  melihat perkembangan anak muda sekarang ini, yang diberi keleluasaan dalam mengembangkan syariat Islam, sehingga mereka (kalian) lebih mengerti dan memahami batasan2 pergaulan remaja yang seharusnya (Islami), dibanding jaman sebelumnya (termasuk jaman Ibu..., atau Ibu saja yang masih jahiliyah kala itu..., tapi ya memang kondisinya berbeda...).

OK..., mungkin itu masukan dari Ibu, sekedar untuk sharing/ pembanding dengan pendapat ortu2 yang lain...
Ambil yang baiknya, simpan (di email ini) yang buruknya..., boleh dibagi ke teman2 jika merasa perlu...

Wabilahit-taufiq wal-hidayah...
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

(*_*)
Serang, 11 Dhulhijjah 1430H/ 28 November 2009
Elsi Murwani

Klo mau nge-add bu el..beliau orang keren..:)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar